Ini adalah riwayat dari akhir keberadaan bangsa Yahudi di Medinah (atau disebut juga : YATHRIB). Suatu kisah mengenai pembantaian etnik, pengkhianatan, dan Genocide yang dilakukan oleh utusan Allah swt. Sang nabi saw menjarah komunitas Yahudi yang telah tinggal selama 2000 tahun di Medinah, membunuh kaum pria-nya, merampok barang-barang mereka, memperkosa istri dan anak mereka dan melenyapkan mereka tanpa pandang bulu dari wilayah milik mereka. Motif satu-satunya Sang Nabi Suci melakukan semua ini adalah TIGA TA : TAHTA, HARTA, WANITA (Yahudi).
Ini ditegaskan oleh sejarawan Muslim sendiri. Banyak pembela Muslim mengurangi pentingnya arti kehadiran dan jumlah bangsa Yahudi yang ada di Medinah saat itu. Dr. A. Zahoor dan Dr. Z. Haq menulis, ”Sejarah tidak mencatat terlalu banyak mengenai saat migrasi pertama bangsa Yahudi dari Utara ke Yathrib dimulai dan jumlah mereka juga tetap kecil pada saat mereka tinggal di sana. (1)”
Maududi dlm komentarnya di Surah 99 Quran (2) melaporkan dari “Kitab al-Aghani” [sebuah buku berisi lagu pujian, sebuah sumber informasi yang penting bagi komunitas Muslim abad pertengahan. Vol xix, p.94, oleh Abu al-Faraj Ali dari Esfahan (897-967) ]:
KEBERADAAN YAHUDI DI HIJAZ
“Orang Yahudi di Hijaz (Mekah & Medinah) mengklaim bahwa mereka telah datang untuk bermukim di Arabia pada masa-masa terakhir hidup Nabi Musa (saw). Mereka mengatakan bahwa Nabi Musa telah mengutus tentara untuk mengusir bangsa Amalek dari tanah Yathrib dan telah memerintahkan mereka untuk membunuh semua orang di suku tersebut. Tentara Israel melakukan perintah Musa, tetapi juga melakukan pelanggaran yaitu mengampuni nyawa seorang pangeran berwajah tampan dari bangsa Amalek dan mengembalikannya ke tanah Palestina. Pada saat itu Nabi Musa telah meninggal dunia, penggantinya mengambil tindakan tegas atas apa yang telah dilakukan oleh para tentara itu , dengan alasan bahwa karena tentara itu membiarkan hidup seorang pangeran Amalek maka mereka telah jelas-jelas melanggar perintah Nabi dan telah menyalahi Hukum Musa. Sebagai konsekuensinya, mereka dikucilkan dari komunitas, dan mereka diharuskan kembali ke Yathrib dan tinggal di sana selamanya.
Migrasi bangsa Yahudi yang kedua ke Medinah (menurut bangsa Yahudi) terjadi pada 587 SM. Ketika Nebukadnezar, Raja Babilon, menghancurkan Yerusalem dan membuat kaum Yahudi terpencar ke seluruh penjuru dunia. Kaum Yahudi yang tinggal di Arab berkata bahwa beberapa diantara suku-suku mereka pada saat itu telah bermukim di Wadi al-Qura, Taima, dan Yathrib (Al-Baladhuri, Futuh al-Buldan)”
Maududi membantah kedua klaim itu dan berkata;
”Hal-hal tersebut sesungguhnya tidak mempunyai basis sejarah dan kemungkinan Yahudi telah mengarang cerita itu dengan tujuan menyanggah pendapat bangsa Arab yang percaya bahwa mereka adalah garis keturunan yang syah dari kaum asli yang bermukim di daerah itu.”
Tetapi bagaimanapun juga Maududi mengakui;
”Terbukti bahwa pada thn 70 AD, bangsa Roma telah membantai kaum Yahudi di Palestina, dan pada thn 132 AD mengusir mereka dari tanah itu, sehingga banyak kaum Yahudi yang melarikan diri untuk mencari suaka di Hejaz, suatu daerah yang bersebelahan dengan tanah Palestina di bagian selatan. Di sana, mereka bermukim ditempat dimana mereka bisa mendapatkan sumber mata air dan tumbuh-tumbuhan, dan kemudian dgn tipu daya (??? mana buktinya ?) dan melalui bisnis peminjaman uang secara bertahap mereka menduduki tanah yang subur. Ailah, Maqna, Tabuk, Taima, Wadi al-Qura, Fadak, dan Khaibar berada di bawah kekuasaan mereka pada masa itu. Sementara itu Bani Quraizyah, Bani al-Nadir, Bani Bahdal, dan Bani Qainuqa juga datang pada masa yang sama dan menduduki Yathrib."
Karena tidak ada bukti sejarah yang kuat selain sejarah versi Maududi maka kita bisa saja berkesimpulan bahwa Muslim (mungkin juga Maududi seorang Muslim) mengarang cerita itu untuk meniadakan “garis keturunan yang syah dari Bangsa Yahudi sebagai penduduk daerah Yathrib”. Tampaknya, kaum Yahudi yang telah lama bermukim di Yathrib dan bahkan dari pengakuan Maududi sendiri sebagai, ”secara praktis pemilik dari tanah yang hijau dan subur itu”(2) hanya memberikan sedikit bukti mengenai keberadaan-nya.
Sementara itu di lain pihak, Muslim yang membenci Yahudi dimulai dari jaman Muhamad sendiri dan bahkan cendekiawan terkenal seperti Maududi tidak bisa menyembunyikan kebencian mereka terhadap Yahudi dgn menunjukkan cerita palsu untuk menutupi pengusiran dan pembersihan etnik Yahudi dari tanahnya sendiri.
Tetapi bagaimanapun juga, sejarawan Muslim mengakui bahwa "kaum Yahudi yang tinggal di Arab telah bermukim di Yathrib selama beratus-ratus tahun. Dlm bidang bahasa, busana, kependudukan dan cara hidup, mereka telah benar-benar mengadopsi cara Arab, bahkan nama mereka telah berciri Arab. Dari 12 suku Yahudi yang bermukim di Hejaz, tidak ada satupun kecuali Bani Zaurah yang mempertahankan nama Yahudi mereka. Malah, tidak ada dalam puisi kaum Yahudi pada masa sebelum Islam yang bisa membedakan-nya dari puisi bangsa Arab dalam bidang bahasa, ide, dan tema puisi-puisi itu. Bahkan mereka mengadakan perkawinan campuran dengan bangsa Arab. Kenyataan lainnya, tidak ada suatu halpun yang membedakan mereka dari bangsa Arab kecuali agamanya. Karena gaya mereka yg ke-Arab-Araban inilah, maka peneliti Barat banyak salah anggap bahwa mereka bukan benar-benar Yahudi melainkan Arab yang telah memeluk Judaisme, atau paling tidak mayoritas dari mereka adalah Yahudi-Arab (tidak lagi murni Yahudi). “(2)
Mungkin saja para pemikir Barat tidak terlalu jauh dari kenyataan. Karena walaupun kaum Yahudi bermigrasi ke Arab selama ratusan tahun, atau bila kita mau menerima sejarah versi Yahudi yang menyatakan mereka tinggal di sana selama 2000 tahun, bahkan mereka telah kawin campur dengan bangsa Arab, bagaimanapun mereka adalah bangsa Arab.
Maududi menulis, “Tidak ada bukti sejarah bahwa kaum Arab Yahudi benar-benar pernah ada di dunia. Mereka tidak meninggalkan tulisan apapun dalam bentuk buku atau ukiran batu yang bisa menjadi titik terang mengenai masa lalu mereka, tidak juga ada sejarawan Yahudi dan penulis di luar dunia Arab yang menyatakan ttg keberadaan mereka. Alasan di balik semua itu adalah karena setelah mereka bermukim di jazirah Arab mereka telah melepaskan diri dari kebangsaan mereka, dan kaum Yahudi di seluruh dunia tidak lagi menganggap mereka sebagai bagian dari Yahudi. Karena mereka telah melepaskan kebudayaan Yahudi, bahasa, bahkan nama mereka, lebih lagi karena mereka telah mengadopsi budaya Arab.” (2)
Alasan lain mengenai mengapa tidak ada sejarah yang otentik mengenai Yahudi Arab adalah karena Muhammad telah menghancurkan mereka semua. Tidak ada orang mati yang bisa menulis sejarah, bukan ?
Bila bangsa Yahudi telah berkarakteristik Arab bahkan tidak bisa lagi dibedakan dengan bangsa Arab yang lain, maka mungkin saja masuk akal bahwa versi sejarah Yahudi lebih akurat dan bahwa kaum Yahudi telah tinggal di Arab jauh sebelum yang diperkirakan sejarawan Muslim. Bahkan, sekalipun kita harus menerima sejarah versi Muslim, faktanya adalah bahwa kaum Yahudi telah tinggal di Arabia, paling tidak 500 tahun sebelum kelahiran Muhamad; dan mereka berhak mengklaim wilayah mereka (Yathrib).
PENDUDUK NON-YAHUDI LAINNYA
Pada masa 450 atau 451 AD, terjadi banjir besar di Yaman yang memaksa berbagai suku dari rakyat Saba untuk bermigrasi ke bagian lain di Arabia. Diantara mereka ada suku Aus dan Khazraj yang pergi dan menetap di Yathrib. Dua suku ini besar tetapi terbelakang. Berbeda dengan Yahudi yang telah menguasai perdagangan dan menjadi pemilik hampir semua bisnis di Yathrib, bangsa Arab yang sebenarnya memperoleh penghidupan dengan menjadi pelayan kaum Yahudi di pertanian atau rumah tangga Yahudi. Mereka dipandang rendah oleh Kaum Yahudi, yang kemudian menjadi pokok permasalahan.
Selain itu, kedua suku ini tidak bisa bersatu dan kemudian berusaha mengikat persekutuan dengan suku-suku Yahudi. Ini berjalan dengan baik; karena Bani Qainuqa tidak bersahabat dengan baik dengan kedua suku Yahudi yang lain. Dengan demikian Bani Qainuqa dan Khazraj menjalin persekutuan. Sedangkan Bani Quraizah, Bani Nadir, dan Aus bergabung bersama. Adalah penting untuk dicatat perseteruan ini bukanlah karena alasan agama tetapi karena persaingan antar suku.
Maududi berkomentar, ”Karena hal inilah, maka kaum Yahudi tidak saja ikut dalam berbagai perang-antar-kelompok di Arab, tetapi mereka juga ikut perang membantu sekutu2 mereka, suku-suku Arab, melawan kelompok2 Yahudi lain bersekutu dgn kelompok Arab lain yang jadi musuh.”
Bila kita bisa melampaui kabut tebal prasangka yang telah menyempitkan pandangan para cendekiawan Muslim, maka kita bisa beranggapan bahwa semua suku yang ada di Medinah adalah Arab yang memeluk agama berbeda2. Dan sebagaimana suku atau bangsa lain yang ada di dunia, diantara mereka juga terjadi persaingan. Tetapi dilihat dari struktur perserikatan mereka, konflik-konflik itu tidak terjadi karena alasan agama. Hal ini sangatlah penting untuk dicatat. Konflik antar suku hanya ada dalam kurun waktu yang pendek, tetapi kebencian antar agama akan selalu ada selama2nya.
Dalam perkembangan selanjutnya,Muhamadlah yang telah menghembuskan kebencian antar agama. Muhamad jugalah yang harus dicap sebagai penyebab pertentangan antar agama di Arab atau bahkan di seluruh dunia.
Muhamad dianggap sebagai pemersatu seluruh suku Arab. Hal itu mungkin saja benar. Tetapi tanpa dia-pun, suku-suku itu suatu hari akan melupakan perang yang terjadi diantara mereka. Sama seperti yang terjadi dimana-mana di seluruh dunia, bahwa ada banyak suku yang mula-mula berperang, kemudian bersatu untuk membentuk bangsa yang lebih kuat.
Muhamad menyatukan Arab dan mengubah mereka menjadi kekuatan yang besar, untuk menginvasi negara lain, menghancurkan peradaban yang lain dan memaksakan bahasa, kebudayaan, dan agama mereka kepada orang lain yang ditaklukkan.
Dengan memeluk Islam, persatuan2 yg terbentuk menguntungkan Arab
secara ekonomis, tetapi bahaya dari kebencian agama yang dipercikkan Muhamad bagi seluruh manusia telah mengalahkan semua keuntungan yang pernah didapat dari persatuan yang terbentuk dari gabungan beberapa suku Arab tersebut.
HIJRAH KE MEDINAH
Arab selalu dalam keadaan perang satu sama lain. Tetapi diantara mereka, orang Mekah-lah yang mempunyai posisi yang menguntungkan. Ka’bah yang merupakan simbol tempat suci bagi seluruh Arab terdapat di Mekah. Itu adalah tempat ziarah yang berarti uang dan kekuasaan bagi penduduk Mekah.
Ketika Abu Thalib, paman Muhammad dan istrinya, Khadijah, meninggal, maka ia kehilangan pendukung kuat dan penduduk Mekah meningkatkan tekanan terhadapnya. Ia menerima tawaran beberapa orang dari Bani Thaif bahwa bila Muhamad menjadikan kota mereka sebagai tempat suci bagi agama yang baru diciptakan-nya (dengan demikian kota mereka nantinya akan jadi tempat religius dan berkumpulnya pengikut agama Muhammad) maka Bani Thaqif, penduduk wilayah Thaif, akan membantu dia.
Maka Muhamad dan anak laki-laki yang diadopsinya, Zaid ibn Harith, secara diam2 pergi ke Taif pada 620 AD mencari perlindungan dari komunitas yang ada di sana dan berjanji akan membuat kota mereka sebagai salah satu tempat suci untuk Muslim. Tetapi sebaliknya yang terjadi ternyata sebagian besar Bani Thaqif mengolok-oloknya dan bahkan permohonannya agar kunjungannya ke sana dirahasiakan tidak dikabulkan. Pemimpin Taif mungkin saja telah memusuhi penduduk Mekah, tetapi mereka tidak mau menambah resiko yang membahayakan hidup mereka karena melindungi pemeluk agama yang tidak jelas.
Ketika orang Quraish (atau Qurasy, tapi bukan Quraiza) tahu mengenai rencana pembuatan Mekah sbg kota suci Muslim, mereka sangat marah dan menekan Muhamad sampai akhirnya beberapa tahun kemudian mereka memutuskan untuk membunuhnya.
Muhamad mengetahui rencana pembunuhan terhdp dirinya dan melarikan diri ke Yathrib. Di Yathrib, ia mempunyai beberapa pengikut, mereka berasal dari suku Khazraj dan Aus. Kedua suku ini takut pada perang berkepanjangan, terutama karena perang yang baru saja terjadi (Perang Bu’ath) diantara mereka. Mereka sedang berupaya mencari jalan untuk mengakhiri kekerasan itu. Jadi berkumpullah kedua pemimpin suku itu yg setuju agar Muhamad dijadikan penengah.
SURAT PERJANJIAN HUDAYBIYAH (628M)(lihat juga post paling bawah)
Adalah suatu kebiasaan universal bahwa dua pihak yg berselisih mengangkat seorang mediator sbg penengah. Muhamad, yang semula dianggap sebagai orang asing dengan demikian dianggap tidak memihak salah satu sukupun, diminta untuk menjadi juru pisah atas konflik-konflik yang terjadi kemudian. Hal yang perlu dicatat adalah bahwa konflik yang terjadi di Yathrib tidaklah terjadi antara Muslim dan Yahudi; karena jika demikian Muhamad tidak mungkin dianggap sebagai penengah.
Juga telah kita lihat sebelumnya tidak ada perseteruan agama yang terjadi di Yathrib. Tetapi bagaimanapun, kaum Yahudi adalah bagian dari perjanjian itu karena mereka mengikat perserikatan dengan suku2 Arab.
Ini kesempatan emas bagi karir kenabian Muhamad yang sudah lama ia impikan. Sebagai bagian dari perjanjian itu, suku-suku itu tentulah akan melindungi sang Nabi dan juga anak istrinya dari serangan penduduk Mekah.
Jumlah mengikut Muslim di Yathrib semakin bertambah karena Yahudi menawarkan tempat mereka itu sbg tempat pengungsian aman bagi imigran Muslim. Yahudi tidak sekalipun mengira bahwa orang yang telah mereka berikan suaka akan berbalik melawan mereka, apalagi menghancurkan mereka.
Perjanjian itu tidaklah memberikan kekuasaan untuk memerintah. Ibnu Hisham melaporkan sebagian dari perjanjian itu. Tetapi sebagaimana yang akan kita lihat, perjanjian itu telah dimanipulasi. Tertulis:
“Yahudi harus menanggung pajak mereka dan Muslim juga harus menanggung pajak mereka. Masing-masing pihak harus membantu yang lain dari ancaman pihak luar. Mereka harus mengutatamakan saling membantu, berkonsultasi, dan kesetiaan dan tidak melakukan pengkhianatan. Mereka harus dengan sungguh-sungguh berdoa bagi keselamatan pihak lain. Hubungan antar pihak ini didasarkan pada kesalehan dan kemauan untuk mengakui hak-hak pihak lain, tidak didasarkan atas dosa dan perbuatan tercela. Orang yang bersalah harus dibantu untuk diperbaiki. Yahudi harus ikut serta membantu orang beragama lain selama perang berlangsung. Yathrib akan menjadi tempat perlindungan untuk orang-orang yang ada di dokumen ini. Bila ada konflik atau pertikaian yang akan menimbulkan masalah besar, maka haruslah diserahkan kepada Tuhan dan Muhamad sebagai utusan Tuhan; kaum Quraish dan sekutunya tidak boleh diberi bantuan dan perlindungan. Pihak-pihak yang ikut dalam perjanjian ini haruslah saling membantu dalam melawan setiap serangan ke Yathrib; setiap orang haruslah bertanggung jawab mempertahankan tanah dimana ia tinggal” (Ibn Hisham, vol. ii, pp 147-150)
Ada beberapa petunjuk bahwa dokumen perjanjian itu telah dimanipulasi. Hal yang paling nyata adalah bahwa tidak mungkin Yahudi mau menandatangani dokumen yang mengakui bahwa Muhamad adalah utusan Allah. Karena hal ini berarti penerimaan atas pernyataan Muhamad bahwa ia adalah utusan Allah. Jadi nyatalah bahwa dokumen di atas, kelihatannya telah dimanipulasi.
Juga ada beberapa kontradiksi dalam konteks dokumen tersebut. Ini diawali dengan adanya suatu perjanjian yang ditangani oleh dua suku yang berkuasa yang mempunyai hak dan kekuatan yang sama. Tetapi kemudian terdapat kalimat, ” Yahudi harus ikut serta membantu orang beragama lain selama perang berlangsung “ dan “Bila ada konflik atau pertikaian yang akan menimbulkan masalah besar, maka haruslah diserahkan kepada Tuhan dan Muhammad sebagai utusan Tuhan;” menyatakan adanya suatu kesan adanya ketidakseimbangan.
Pernyataan2 tsb nampaknya disisipkan belakangan. Pernyatan itu membuat Muslim mempunyai kekuatan yang lebih, padahal di bagian lain perjanjian dikatakan bahwa semua pihak mempunyai hak yang sama. Point yang paling penting adalah bagaimana mungkin Muhamad dianggap sebagai penengah sementara ia sendiri adalah pihak yang diuntungkan dari perjanjian itu ??
Mengherankan bahwa cendekiawan Muslim mempelajari surat tersebut selama berabad2 dan tidak sedikitpun mempertanyakan bagaimana mungkin Muhamad diangkat menjadi penengah dalam sebuah perjanjian, padahal ia sendiri ikut sbg salah satu pihak dlm perjanjian itu ???
Hal-hal itulah yang menguatkan bahwa perjanjian tersebut tidak otentik. Tetapi karena Muhamad dan pengikut-nya telah menghancurkan dokumen yang asli, maka tidak ada satupun yang tertinggal untuk kita, kecuali dokumen yang cacat tersebut.
PERANG SUCI
Setelah terjadi insiden di Badr dimana pengikut Muhamad menyerang karavan milik saudagar dan mengambil barang rampasan, maka berubahlah nasib Muhammad. Ia menjadi kaya karena barang rampasan itu, dan popularitasnya meningkat. Ia menjanjikan kekayaan dan budak perempuan kepada mereka yang mengambil bagian dlm pasukan perampoknya dan juga surga dengan pelayan-pelayan cantik dan sungai anggur untuk mereka yang mati shahid.
Untuk seorang pengikut fanatik yang bodoh dan rakus, ini merupakan tawaran yang tidak bisa ditolak. Bila mereka selamat, maka mereka akan mendapat bagian dari barang rampasan termasuk dapat wanita-wanitanya; tetapi bila mati, mereka akan masuk surga dengan imbalan yang serupa ditambah dengan nikmat dari Allah.
Yang menarik adalah bahwa bangsa Arab tadinya memiliki nilai-nilai kesusilaan yang diterapkan pada saat mereka menangkap wanita yang telah menikah, tetapi Nabi Allah telah mencabut nilai-nilai kesusilaan itu dan menyatakan bahwa adalah legal bagi seorang pria untuk mempunyai hubungan sexual dengan wanita yang tertangkap dalam perang. (Q. 4:24)
Yahudi memiliki agamanya sendiri, tidak bisa menerima doktrin Muhamad ttg ke-Nabiannya. Bahkan mereka mungkin menertawakan Muhamad dan pengikutnya. Hal itu tentunya dengan jelas bisa dimengerti. Bayangkan saja bagaimana Muslim bereaksi, bila ada orang diantara mereka yang meng-klaim dirinya adalah nabi Allah dan memulai agama baru. (Ingat LIA EDEN ! )
Di Medinah, selama berabad2 tinggal 3 suku : Banu Qainuqa, Bani Nadir dan Bani Quraiza.
Muhamad (si tamu dan pendatang baru) datang dgn tawaran agama baru. MARAHlah ketiga bani tsb. Kenapa ? Bayangkan aja kalau LIA EDEN datang ke Medinah dan menawarkan agama barunya. MARAH khan Muslim ? Anyway ... ayo kita lihat bgm jalan ceritanya. Tapi ingat, walau ketiga bani itu marah, Muhamad tetap WELCOME di MEdinah.
Sampai disini ada yg tidak setuju nggak ?
OK ... mari dilanjutkan !
BANI QAYNUQA, menurut sumber Muslim telah :
-mencari kerusuhan
-meledek Muslim
-melukai mereka yg sering mengunjungi pasar dan
-bahkan mengintimidasi para wanita
-mereka tidak mau mendengarkan Muhamad
Reaksi Muhamad ? Ia menganggapnya sbg DEKLARASI PERANG !
Akibatnya :
- nabi suci mengepung kediaman mereka selama hampir dua minggu
- ketika mereka menyerah, semua lelaki diikat dan dijadikan tahanan.
- tadinya Muhamad ingin MEMBANTAI mereka, tapi Abdullah bin Ubayy meminta agar mereka jangan diBANTAI dan akhirnya Bani Qainuqa diusir dari Medinah (tanah nenek moyang mereka) dan meninggalkan harta, peralatan perang dan barang2 kerajinan mereka. Mereka disuruh jalan kaki ke gurun pasir tanpa sedikitpun peralatan utk menyelamatkan diri mereka !
ADIL NGGAK NIH ?????
=================
APA YG TERJADI DGN BANI NADIR ? Ayo kita lihat !
Menurut sumber2 Muslim, mereka dituduh :
-menolak mengadakan perjanjian damai dgnnya karena tidak mau mengakuinya sbg rasulullah
-Muslim membunuh seseorang Yahudi dan menuntut agar Bani Nadr membayar uang darahnya.
-Bani Nadr setuju tapi dibelakang mereka diam2 merencanakan utk membunuh nabi
-rencana pembunuhan gagal
Reaksi Muhamad ? Menuduh mereka fitnah dan menganggap ini sbg DEKLARASI PERANG. Akibatnya ? Bani Nadr diberi waktu 10 hari utk meninggalkan Medinah, dgn ancaman : kalau tidak, mereka akan dibunuh.
ADILKAH INI ?
=======================
BANI QURAIZA menurut sumber Muslim telah :
- melakukan perjanjian damai dgn Muhamad
- dituduh tidak membantu Muhamad dlm perang melawan B Qurasy (bani yahudi lainnya). Karena bantuan Quraiza, tentara Qurasy kalah tapi Quraiza TETAP dituduh berkhianat melanggar perjanjian.
Reaksi Muhamad ?
- B Quraiza dikepung selama 25 hari.
- mereka menyerah tanpa syarat (karena kaget diserang Muhamad)
- Muhamad memerintahkan para lelaki agar diikat tangan mereka, sementara para wanita dan anak2 disekap secara terpisah.
- 800 lelaki bertubuh sehat dibunuh, wanita dan anak2 dijadikan POW dan kekayaan mereka dibagi2kan antara para pejuang Muslim
ADILKAH INI ??????
Ingat : Muhamad adalah tamu Bani2 Yahudi tsb di Medinah. Kok tega ia mengusir tuan2 rumahnya dari tanah air mereka sendiri, membantai mereka dan memperbudak anak istri merkea ?
Silahkan anda menanggapinya. Saya sudah bosan menanggapi pembelaan Muslim yg isinya tidak lain dari ini melulu :
- Yahudi juga jahat, jadi boleh dong Muhamad jahat
- Yahudi yg fitnah (padahal post saya diatas menyatakan jelas2 tidak ! Muhamad CURIGA mereka akan fitnah karena mendapat info dari intel bernama Jibril.)
- Muhamad pasti betul !
- Muhamad boleh dong bela diri, biar dng cara membunuh.
ali5196 wrote: PEMBANTAIAN DI KHAIBAR
'Kalian (Yahudi) harus tahu bahwa bumi ini milik Allah dan RasulNya dan Saya ingin mengusir kalian dari tanah ini.' (Hadith Sahih Muslim 4363)
http://tapuzisrael.tripod.com/tapuz.html
Nice ! Coba diganti kata2nya :
'Kalian (Muslim) harus tahu bahwa bumi ini milik Yahwe dan Rasul2Nya dan Saya ingin mengusir kalian dari tanah ini.' Suka nggak Muslim ?
DEMIKIAN RENUNGAN ...
--------------------------------------------
muslim wrote Ha.ha..lihat, kalimat seperti ini sudah pernah dikatakan oleh nabi Bani Israel sendiri:
2 raja-raja 5:15
5:15. Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!"
Ha .. ha ...., kalimatnya nabi Bani Israel????
Yang dikutip muslim diatas adalah kalimat dari Naaman, seorang panglima raja Aram,
2 Raja 5:1
Naaman, panglima raja Aram,...
Kalimat Naaman yang dikutip oleh muslim diatas ditujukan kepada nabi Elisa, yaitu :
2 raja-raja 5
15. Kemudian kembalilah ia (cat : Naaman) dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia (cat : Naaman) ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!"
Kalimat diatas berisi pengakuan Naaman bahwa YHWH berkuasa diseluruh bumi. Naaman kemudian menawarkan kepada Elisa apa yang bisa dia berikan kepada Elisa.
Dan jawaban Elisa adalah
2 Raja 5 : 16
.... “..... sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa” Dan walaupun Naaman mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolaknya.
Ha .. ha ... ha ...., jadi bukan seperti kelakuan Muhammad SAW yang “meminta” jatah seperlima harta jarahan jadi miliknya. Kelakuan yang lebih mirip seperti seorang kepala gangster.
Q 8:041
Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, ..........
Hadis Sahih Bukhari, Vol. IV, pg. 104:
Dikisahkan oleh Ibn ‘Umar bahwa sang Nabi berkata,”Mata pencaharianku ada di bawah bayangan tombakku, (1) dan dia yang tidak menaati perintahku akan dihinakan dengan membayar Jizya.”
Catatan: (1) “Di bawah bayangan tombakku” berarti “dari jarahan perang”.
muslim wrote Ha.ha..lihat, kalimat seperti ini sudah pernah dikatakan oleh nabi Bani Israel sendiri:
2 tawarikh 15:13
15:13 Setiap orang, baik anak-anak atau orang dewasa, baik laki-laki atau perempuan, yang tidak mencari TUHAN, Allah Israel, harus dihukum mati.
Lagi-lagi muslim memperlihatkan kebodohan mereka saat mengutip ayat-ayat Alkitab dan mengira kalimat diatas diucapkan oleh nabi bani Israel.
Latar belakang ayat diatas adalah sbb :
Ayat diatas menggambarkan apa yang terjadi dikerajaan Yehuda saat dibawah pimpinan raja Asa.
2 taw 14 : 1
Setelah Raja Abia meninggal dan dikuburkan di makam raja-raja di Kota Daud, Asa putranya menjadi raja menggantikan dia. Di bawah pemerintahan Asa, negeri Yehuda tenteram selama sepuluh tahun.
Pada masa kekuasaan Asa muncullah nabi Azarya yang mengingatkan raja Asa untuk dekat dan menghiraukan YHWH. 2 taw 15 :
1 Roh Allah menguasai Nabi Azarya anak Oded,
2 sehingga ia pergi menemui Raja Asa, dan berkata, "Hai Raja Asa, dan seluruh penduduk Yehuda dan Benyamin! Dengar! TUHAN dekat padamu kalau kamu dekat pada-Nya. Jika kamu minta petunjuk TUHAN, Ia akan memberikannya. Tetapi kalau kamu tidak menghiraukan Dia, Ia pun tidak menghiraukan kamu.
Mendengar peringatan dari nabi Azarya tersebut, yang dilakukan oleh raja Asa dan penduduk kerajaan Yehuda adalah :
1. Menyingkirkan semua berhala 2 taw 15 : 8 – 9
Ketika Asa mendengar perkataan nubuat Azarya anak Oded itu, berkobarlah semangatnya. Ia menyingkirkan menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin .....
2. Berjanji untuk setia kepada YHWH dan bersedia untuk dihukum mati jika tidak hidup menurut kehendak YHWH 2 taw 15
12 Mereka berjanji kepada TUHAN bahwa dengan sepenuh hati dan jiwa mereka akan hidup menurut kehendak TUHAN, Allah leluhur mereka.
13 Siapa saja, tua atau muda, laki-laki atau perempuan, yang tidak hidup menurut kehendak TUHAN pasti dihukum mati.
Secara singkat :
Raja Asa beserta seluruh penduduk kerajaan Yehuda menghancurkan berhala dan berjanji untuk setia kepada YHWH, jika mereka tidak setia kepada YHWH maka mereka bersedia untuk dihukum mati
Jadi esensinya sama sekali berbeda dengan pola ancaman yang dilakukan oleh Islam kepada pemeluk agama lain.
Q 8:39
Dan perangilah mereka sampai tiada fitnah (menyembah yang lain selain Allah), dan agama (ibadah) hanyalah bagi Allah saja.
Hadis Sahih Bukhari, Volume 1, Book 2, Number 24:
“Aku telah diperintahkan Tuhan untuk berperang melawan orang2 sampai mereka semua mengaku tiada Tuhan selain Awloh dan Muhammad adalah RasulNya, dan mereka melakukan sembahyang dan membayar Zakat. Jika mereka melakukan hal itu, darah dan harta benda mereka selamat dari ku.
Hadith Sahih Muslim 4363
'Kalian (Yahudi) harus tahu bahwa bumi ini milik Allah dan RasulNya dan Saya ingin mengusir kalian dari tanah ini.'
Penggunaan ayat 2 tawarikh 15 : 8 diatas sekali lagi memperlihatkan kebodohan muslim untuk mengajukan argumen yang benar, kalimat kesepakatan dianggap kalimat yang diucapkan nabi bani Israel.
Joined: 17 Sep 2005 Posts: 127 Topics: 28 Location: Jakarta
Posted: Sat Dec 01, 2007 8:38 am Post subject:
Quote:
ali5196 wrote
'Kalian (Yahudi) harus tahu bahwa bumi ini milik Allah dan RasulNya dan Saya ingin mengusir kalian dari tanah ini.' (Hadith Sahih Muslim 4363)
muslim wrote
Hadis tersebut aslinya berbunyi:
Sahih Muslim Book 019, Number 4363:
It has been narrated on the authority of Abu Huraira who said: We were (sitting) in the mosque when the Messenger of Allah (may peace be upon him) came to us and said: (Let us) go to the Jews. We went out with him until we came to them. The Messenger of Allah (may peace be upon him) stood up and called out to them (saying): O ye assembly of Jews, accept Islam (and) you will be safe.They said: Abu'l-Qasim, you have communicated (God's Message to us). The Messenger of Allah (may peace be upon him) said: I want this (i. e. you should admit that God's Message has been communicated to you), accept Islam and you would be safe. They said: Abu'l-Qisim, you have communicated (Allah's Message). The Messenger of Allah (may peace be upon him) said: I want this... - He said to them (the same words) the third time (and on getting the same reply) he added: You should know that the earth belongs to Allah and His Apostle, and I wish that I should expel you from this land Those of you who have any property with them should sell it, otherwise they should know that the earth belongs to Allah and His Apostle (and they may have to go away leaving everything behind).
Dari narasi diatas, tampak bahwa orang-orang Yahudi mengetahui bahwa nabi SAW adalah benar rasul Allah karena mereka mengiyakannya. ("Abu'l-Qasim, you have communicated ").
Jadi hadis ini menjadi bukti bahwa orang-orang Yahudi mengetahui kabar tentang datangnya nabi terakhir dalam kitab-kitab mereka (i.e Taurat). Dan nabi SAW mencoba mengkomunikasikan hal ini baik-baik kepada orang-orang Yahudi tersebut. Dan jika mau maka rasul seharusnya dapat mengusir mereka dari tanah Arab.
Hadis diatas sama sekali tidak menyebutkan bahwa orang Yahudi mengakui Muhammad SAW adalah rasulullah. Yang mereka katakan hanyalah "Abu'l-Qasim, you have communicated " (Abu’l Qasim, kamu telah menyatakan). Yang diakui oleh orang Yahudi hanyalah pengakuan bahwa Muhammad SAW pernah menawarkan Islam kepada mereka ("accept Islam and you would be safe").
Selain itu perhatikan pula bahwa kata (Allah’s Message) ditulis dalam tanda kurung. Mirip Al-Qurán yang harus disisip-sisip kalimat agar bisa dipas-paskan dengan kebutuhan muslim.
Kalau memang orang Yahudi mengakui Muhammad SAW adalah rasulullah, sangatlah mudah bagi mereka untuk berkata Äbu’l Qasim, kamu adalah benar Rasulullah” Namun tidak ada sama sekali pengakuan seperti itu dari orang Yahudi.
Bagaimana mungkin Yahudi akan menerima Muhammad SAW sebagai rasulullah karena Muhammad SAW tidak lulus (gagal total) saat ditest pengetahuan umumnya oleh orang Yahudi.
Sebagai contoh test yang dilakukan oleh Yahudi adalah saat Muhammad SAW ditanya tentang kisah Alexander Agung dan Seven Sleepers. Bagaimana mungkin legenda Alexander Agung dengan gerbang besinya dan legenda Seven Sleepers masuk dalam Al-Qurán dan menjadi fakta sejarah.
Bagaimana mungkin orang Yahudi akan percaya Muhammad SAW saat mereka melihat bahwa Muhammad SAW tidak lulus test pengetahuan seperti ini.
Sama seperti jika ada orang Malaysia mengaku nabi bagi orang Indonesia, namun saat ditest menyatakan bahwa Bandung Bondowoso adalah seorang nabi utusan Aulloh SWT yang membangun 999 candi dalam satu malam.
Joined: 17 Sep 2005 Posts: 127 Topics: 28 Location: Jakarta
Posted: Sat Dec 08, 2007 8:19 pm Post subject:
Quote:
muslim wrote
Dan ucapan nabi SAW telah ditegaskan bahwa beliaulah nabi terakhir tersebut, yang mana seharusnya orang-orang Yahudi mengikutinya seperti apa yang dikatakan oleh Musa:
ulangan 18:15, 17-19
18:15. Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.
18:17 Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik;
18:18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
18:19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
Bosan sebetulnya melihat sikap hipokrit muslim seperti ini. Disatu sisi menuduh Alkitab sudah dipalsukan, tapi disisi lain kalau bisa dimanfaatkan maka dijadikanlah rujukan.
Bosan sebetulnya mendengar pembelaan kacangan ala muslim yang seperti ini.
Ayat Ulangan 18 : 15 sudah berbicara dengan sangat jelas :
18:15. Seorang nabi dari tengah-tengahmu
Memangnya orang Mekah yang jauhnya ribuan kilometer dari Israel bisa disebut dari tengah-tengah orang Israel.
Contoh analogi lainnya :
Presiden SBY berbicara ditelevisi :
"Hai rakyat Indoensia, Seorang pemimpin dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan muncul”
Pertanyaannya :
Siapa yang dimaksud presiden SBY diatas :
1. Orang Indonesia yang akan lahir dari salah satu dari suku bangsa yang ada diIndonesia.
2. Orang Malaysia yang adalah “saudara”bangsa Indonesia
3. Orang Thailand yang adalah “saudara”bangsa Indonesia
ali wrote
Ini adalah riwayat dari akhir keberadaan bangsa Yahudi di Medinah (atau disebut juga : YATHRIB). Suatu kisah mengenai pembantaian etnik, pengkhianatan, dan Genocide yang dilakukan oleh utusan Allah (SAW = Damai Allah besertanya). Sang nabi menjarah komunitas Yahudi yang telah tinggal selama 2000 tahun di Medinah
muslim wrote
Wah ini nggak ngerti masalahnya...
Coba baca lagi kutipan dibawah:
Quote:
Dikutip dari Sejarah Hidup Muhammad, BAGIAN PERTAMA: ARAB PRA-ISLAM, Muhammad Husain Haekal Kota-kota seperti Mekah, Ta'if, Yathrib dan yang sejenis itu seperti wahah-wahah (oase) yang terserak di celah-celah gunung atau gurun pasir, terpengaruh juga oleh sifat-sifat pengembaraan demikian itu. Dalam susunan kabilah serta cabang-cabangnya, perangai hidup, adat-istiadat serta kebenciannya terhadap segala yang membatasi kebebasannya lebih dekat kepada cara hidup pedalaman daripada kepada cara-cara di kota, sekalipun mereka dipaksa oleh sesuatu cara hidup yang menetap, yang tentunya tidak sama dengan cara-hidup pedalaman. Dalam pembicaraan tentang Mekah dan Yathrib pada pasal berikut ini akan terlihat agak lebih terperinci.
Coba perhatikan kutipan diatas. Masyarakat Yahudi atau masyarakat lainnya jaman dahulu tidaklah menganut pola hidup menetap. Tidak ada hubungannya atau tidak ada masalah seandainya nenek moyangnya menetap 2000 tahun sekalipun kemudian suatu saat salah satu keturunannya meninggalkan tanah asalnya.
Konteks yang dikutip Haekal tidaklah berbicara tentang komunitas Yahudi melainkan kabilah-kabilah yang memang tidak terbiasa dengan hidup dikota-kota.
Mari kita gunakan sumber yang sama dengan yang digunakan oleh muslim.
Dikutip dari :
Sejarah Hidup Muhammad, BAGIAN PERTAMA: ARAB PRA-ISLAM, Muhammad Husain Haekal Anak negeri pada masa itu bahkan sampai sekarang adalah penduduk pedalaman yang tidak biasa dikota-kota. Mereka tidak betah tinggal menetap di suatu tempat.
Jadi tidak ada hubungannya dengan orang Yahudi
Dikutip dari :
Sejarah Hidup Muhammad, BAGIAN KESEMBILAN: IKRAR1 'AQABA
Muhammad Husain Haekal Nasib baik telah jatuh di Yathrib, suatu hal yang tidak terjadi pada kota yang lain. Waktu itu dua kabilah Aus dan Khazraj adalah penyembah berhala di Yathrib. Mereka saling bertetangga dengan orang-orang Yahudi. ..... Sejarah memperlihatkan bahwa orang-orang Masehi di Syam, yang berada di bawah pengaruh Rumawi Timur (Bizantium) sangat membenci orang-orang Yahudi, ...... Mereka menyerbu Yathrib guna memerangi orang-orang Yahudi.
Orang Yahudi di Yathrib (Medinah) adalah orang kota yang sudah menetap, sehingga orang Romawi Timur sesuai penuturan Haekal bisa menyerang orang Yahudi di Yathrib. Orang Yahudi bukanlah seperti kabilah yang pindah-pindah terus seperti kebohongan yang diutarakan oleh muslim diatas.
Bahkan lebih jauh lagi disebutkan ternyata orang Yahudi adalah tuan dikota Madinah (Yathrib), sementara orang Arab Asli justru adalah kuli-kuli. Kedudukan berubah akibat adanya intrik yang dilakcarkan oleh orang Arab terhadap orang Yahudi.
Dikutip dari :
Sejarah Hidup Muhammad, BAGIAN KESEMBILAN: IKRAR1 'AQABA
Muhammad Husain Haekal Mereka (Romawi Timur) menyerbu Yathrib guna memerangi orang-orang Yahudi. Akan tetapi karena tidak berhasil mereka lalu membujuk dan meminta bantuan Aus dan Khazraj. Tidak sedikit jumlah orang-orang Yahudi itu kemudian yang mereka bunuh. Dengan demikian kedudukan orang-orang Yahudi sebagai yang dipertuan dijatuhkan, dan orang-orang Arab kabilah Aus dan Khazraj yang tadinya terbatas hanya sebagai kuli telah dinaikkan. Sesudah
itu orang-orang Arab itu berusaha lagi akan menghantam orang-orang Yahudi supaya kekuasaan mereka atas kota yang makmur dan subur dengan pertanian dan air itu lebih besar lagi. Siasat mereka ini berhasil baik sekali.
Jadi terlihatlah bahwa orang-orang Arab asli memang sudah dari sononya pingin menghantam orang Yahudi. Dan pada akhirnya kebencian, iri hati, dengki orang Arab kepada orang Yahudi dikulminasikan oleh Muhammad dan terus dibawa hingga sekarang.
Joined: 17 Sep 2005 Posts: 127 Topics: 28 Location: Jakarta
Posted: Sat Jan 05, 2008 7:01 pm Post subject:
Quote:
muslim wrote
Hal ini juga didasari oleh keyakinan Yahudi (di masa lalu), bahwa pemenang perang dapat menduduki kota asal penduduk asli:
ulangan 19:1-2
19:1. "Apabila TUHAN, Allahmu, sudah melenyapkan bangsa-bangsa yang negerinya diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan engkau sudah menduduki daerah mereka dan diam di kota-kota dan rumah-rumah mereka,
19:2 maka engkau harus mengkhususkan tiga kota di dalam negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diduduki.
Konteksnya berbeda.
Peperangan yang dilakukan oleh orang Israel adalah karena mereka harus melewati beberapa kota-kota yang diduduki pihak lain saat hendak memasuki Kanaan. Peperangan disebabkan oleh salah satunya karena penduduk asli tidak mengijinkan orang Israel melalui wilayah mereka setelah orang Israel meminta ijin
Bilangan 21
21. Kemudian orang Israel mengirim utusan kepada Sihon, raja orang Amori dengan pesan :
22. Ďzinkanlah kami melalui negerimu ........ sampai kami melalui batas daerahmu
23. Tetapi Sihon tidak mengizinkan ..... ia mengumpulkan seluruh laskarnya lalu keluar kepadang gurun menghadapi orang Israel
Seringkali pula peperangan dilancarkan oleh penduduk asli terhadap orang Israel. Keluaran 17:8
Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
Bilangan 21:1
Raja negeri Arad, orang Kanaan yang tinggal di Tanah Negeb, mendengar, bahwa Israel datang dari jalan Atarim, lalu ia berperang melawan Israel, dan diangkutnya beberapa orang tawanan dari pada mereka.
Jadi konteksnya sangat berbeda dengan perompakan yang dilakukan oleh Muhammad SAW terhadap komunitas Yahudi di Yathrib.
Di Yathrib kenyataannya adalah sbb :
• Yahudi menerima Muhammad SAW dengan baik dan dengan tangan terbuka di Yathrib.
• Yahudi tidak pernah menyerbu komunitas muslim di Yathrib, yang ada menurut sumber Islam hanyalah gosip bahwa Yahudi mau menyerbu muslim
• Yahudi tidak pernah menjarah harta benda muslim di Yathrib
• Yahudi tidak pernah memancung kepala 700 orang muslim di Yathrib
• Yahudi tidak pernah menjual muslimah sebagai budak
Toh Muhammad SAW tetap saja merampok Yahudi. Tujuannya seperti yang sudah ditulis oleh sdr ali5196 : TAHTA, HARTA, WANITA TAHTA, HARTA, WANITA
Dengan harta yang diperoleh dari merampok orang Yahudi maka Muhammad SAW dapat membayar pengikut-pengikutnya.
Lagipula kalau muslim berpendapat “pemenang perang dapat menduduki kota asal penduduk asli” kenapa muslim harus sewot dengan keberadaan negara Israel dan senantiasa menuduh mereka tidak berhak karena merebut dari orang Palestina. Toh menurut muslim pemenang perang dapat menduduki kota asal penduduk tanah asli.
Lagipula hak Israel atas tanah Palestina toh dijamin oleh Aulloh SWT
QS 5 :21 :
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu [409], dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.
Quote:
muslim wrote
Jika nabi Musa dan tentaranya saja dapat mengusir bangsa Amalek dari Yathrib, mengapa kamu mempermasalahkan bahwa nabi Muhammad SAW dan pasukan muslimin mengusir Yahudi dari Yathrib? ....
Sejak kapan orang Amalek tinggal di Medinah?? Lagi-lagi tipu muslimin demi mengaitkan kepulangan Musa melalui Medinah. Jadi kalau Musa melewati Medinah maka Paran dapat ditafsirkan menjadi Mekah. Hi .. hi ...
Orang Amalek tinggal disekitar Kadesh dan ditemui orang Israel saat mereka mengembara di jazirah Sinai setelah keluar dari Mesir.
Kejadian
14:7 Sesudah itu baliklah mereka dan sampai ke En-Mispat, yakni Kadesh, dan mengalahkan seluruh daerah orang Amalek,
Lokasi Kadesh kira-kira disini.
Berikut diberikan ayat tentang Amalek
Keluaran 17 : 8
Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim
Perjumpaan dengan orang Amalek diawali dengan serbuan orang Amalek terhadap orang Israel. Sangat berbeda dengan orang Yahudi Medinah yang menerima Muhammad SAW dengan baik hati dan tangan terbuka untuk kemudian dirampok harta bendanya dengan melaui serangkaian fitnah oleh Muhammad SAW.
Orang Yahudi Medinah menerima Muhammad SAW, namun hanya berselang berapa bulan saja Muhammad SAW sudah melancarkan aksi perompakan terhadap karavan orang Mekah. Jadi buat apa orang Yahudi harus bersahabat dengan perompak, apalagi menerima sang perompak sebagai nabi??.
Jadi karena Yahudi tidak mau menerima perompak sebagai nabi, terus Muhammad SAW merasa punya hak untuk merampok, menjarah dan mengusir Yahudi?????
• Dalam perjanjian Hudaibiya, MUHAMMAD SETUJU UNTUK MENGEMBALIKAN ORANG-ORANG MEKAH YANG TELAH MENJADI ISLAM KEPADA PIHAK MEKAH dan setuju mengubah statusnya dalam perjanjian dari 'Muhammad, Rasul Allah' menjadi 'Muhammad, anak Abdullah' sebagai ganti dimana Muhammad dan pengikutnya diperbolehkan melakukan ibadah haji ke Mekah pada tahun berikutnya. Salah satu yang dikembalikan kepada pihak Mekah adalah Abu Jandal. Kita bisa membaca kisah ini dalam Sirat Rasul Allah (edisi Inggris) hal 505 dan Bukhari volume 3 no. 891.
Atau sumber berikut :
Sejarah Hidup Muhammad – Sirah Nabawiyah
Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury
Robbani Press, halaman 500
Abu Jandalpun berteriak sekeras-kerasnya, “Wahai kaum muslimin, apakah aku dikembalikan kepada orang-orang musyrik yang akan menyiksaku karena agamaku?”
Sebagai perbandingan, mungkinkah Musa memiliki pemikiran seperti ini, mengembalikan pengikutnya kepada Firaun sebagai ganti atas dipenuhinya tuntutan Musa ? Apakah Yesus pernah mengkompromikan kebenaran dengan menyetujui keinginan kaum Parisi agar mengembalikan pengikut-pengikut Yesus dengan imbalan mendapatkan posisi keagamaan?
Terhadap perjanjian Hudaibiya tersebut, Umar dan banyak muslim sangat marah. Kemarahan muslim dapat dimengerti karena Muhammad menjanjikan ibadah haji pada tahun tersebut. Ketika hal ini tidak terealisir, Muhammad mengatakan, “Apakah aku mengatakan bahwa kita akan ke Kabah tahun ini?” Alasan ini jelas dicari-cari karena saat itu kaum muslim tengah dalam perjalanan menuju Mekah saat mereka ditolak oleh penyembah berhala Mekah.
Makanya untuk mengobati kemarahan pengikut-pengikutnya Muhammad SAWpun memerintahkan untuk menghancurkan Yahudi Khaibar dan merampas seluruh kekayaan mereka sebagai kompensasinya.
Diri sendiri yang salah, orang Yahudi yang dikorbankan.
Dari contoh-contoh diatas kita bisa melihat bagaimana “integritas” Muhammad SAW. Makanya tidaklah mengherankan jika Aisyah sendiri merasa heran kenapa Aulloh senantiasa memberikan yang enak-enak buat Muhammad SAW.
Sumber :
Sahih Al-Bukhari, Volume 6, buku 60, Number 311
Narrated Aisha:
Aku biasa memandang rendah wanita-wanita yang bersedia menyerahkan diri mereka kepada Rasulullah dan aku berkata, “Bisakah seorang wanita menyerahkan dirinya kepada seorang laki-laki?” Tetapi ketika Aulloh berfirman, “Kamu boleh menangguhkan menggauli siapa yang kamu kehendaki diantara mereka (isteri-isterimu) dan (boleh pula) menggauli siapa yang kamu kehendaki. Dan siapa-siapa yang kamu ingini untuk menggaulinya kembali dari perempuan yang telah kamu cerai, maka tidak ada dosa bagimu (33 : 51)”, aku berkata (kepada Rasulullah), “AKU MERASA BAHWA TUHANMU SELALU CEPAT-CEPAT MEMENUHI PERMOHONAN DAN KEINGINANMU”
Joined: 17 Sep 2005 Posts: 127 Topics: 28 Location: Jakarta
Posted: Thu Jan 10, 2008 10:49 am Post subject:
Quote:
muslim wrote
Kutipan kamu berikut justru menjelaskan bahwa bangsa Yahudi memang berpindah-pindah/nomaden:
ali5196 wrote:
”Terbukti bahwa pada thn 70 AD, bangsa Roma telah membantai kaum Yahudi di Palestina, dan pada thn 132 AD mengusir mereka dari tanah itu, sehingga banyak kaum Yahudi yang melarikan diri untuk mencari suaka di Hejaz, suatu daerah yang bersebelahan dengan tanah Palestina di bagian selatan. Di sana, mereka bermukim ditempat dimana mereka bisa mendapatkan sumber mata air dan tumbuh-tumbuhan,
Muslim rupanya tidak bisa membedakan antara terusir dari tanah air dengan nomaden.
Mengikuti pola pikir muslim berarti orang Palestina juga adalah orang Nomaden karena sebagian dari mereka hidup di Yordania, sebagian hidup di Gaza dan sebagian hidup di Tepi Barat.
Jadi :
Tidak ada masalah seandainya nenek moyang orang Palestina menetap 2000 tahun sekalipun kemudian suatu saat salah satu keturunannya meninggalkan tanah asalnya
Quote:
muslim wrote
Coba saya ambil kutipan yang tidak berasal dari Maududi:
Quote:
Dikutip dari The History of The Qur'anic Text
- From Revelation to Compilation -
Sejarah Teks Al-Quran - Dari Wahyu Sampai Kompilasinya -
Prof. Dr. M.M al A'zami Tampaknya terdapat pula gerakan kependudukan lain di semenanjung Arab. Perlu dicatat, di sana terdapat para pengungsi bangsa Yahudi, beberapa abad kemudian, memperkenalkan agamanya pada masa pengasingan orang¬orang Babilonia. Mereka kemudian menetap di Yathrib (Madinah sekarang), Khaebar, Taima', dan Fadak pada tahun 587 sebelum masehi dan tahun 70 Masehi. (20)
(20) Jawad 'Ali, al-Mufassal fi Tarikh al-'Arab Qabl al-Islam, i:658, Ibid., i: 614-18 memuat informasi yang amat penting tentang pemukiman Bangsa Yahudi di Yathrib dan Khaibar.
Cukup jelas toh bangsa Yahudi bukan penduduk asli Yathrib....
Jadi menurut sumber Islam, setidaknya orang Yahudi mendiami wilayah Yathrib (Madinah sekarang), Khaebar, Taima', dan Fadak pada tahun 587 sebelum masehi.
Sementara Muhammad SAW sendiri baru masuk Yathrib sekitar tahun 600 an masehi. Atau sekitar 1200 tahun sesudah orang Yahudi mendiami Yahtrib.
Jadi siapa yang lebih dahulu mendiami Yathrib???
Yahudi
Sungguh kasihan muslim, mencoba menggunakan referensi justru membuktikan bahwa orang Yahudi jauh lebih dahulu mendiami kota Yathrib.
Joined: 17 Sep 2005 Posts: 127 Topics: 28 Location: Jakarta
Posted: Mon Jan 14, 2008 11:30 pm Post subject:
Quote:
ali5196 wrote:
Alasan lain mengenai mengapa tidak ada sejarah yang otentik mengenai Yahudi Arab adalah karena Muhammad telah menghancurkan mereka semua. Tidak ada orang mati yang bisa menulis sejarah, bukan ?
muslim wrote :
Mana buktinya bahwa nabi SAW menghancurkan dokumen-dokumen penting bangsa Yahudi? Tadi situ yang nuduh-nuduh Maududi ngarang cerita, la apa ente juga tidak ngarang-ngarang cerita?
Sejarah ditulis oleh mereka yang menang perang.
Contoh paling gamblang adalah sejarah G30S. Selama 30 tahun kita disodorkan versi G30 S adalah :
1. Gerakan yang dilancarkan PKI
2. Para jenderal disiksa oleh Gerwan dan Gerwani
3. Para jenderal disiksa di wilayah Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma
Namun setelah Suharto tumbang, terlihatlah informasi baru yang muncul yaitu :
1. Suharto sudah diberitahu oleh Brigjen Suparjo tentang rencana penjemputan para jendral namun tidak mengambill tindakah apapun untuk mencegahnya (membiarkan koleganya dihabisis)
2. Tokoh-tokoh utama G30S yaitu Letkol Untung dan Syam Kamaruzaman adalah sahabat lama Suharto
3. Suhartolah yang mendatangkan 2 divisi pasukan dari kodam Brawijaya 530 dan Diponegoro 454 yang digunakan untuk mem”backup” gerakan 30 S
4. Tidak ada gerwan dan gerwani diwilayah Lubang Buaya pada 30 September 1965
5. Wilayah lubang buaya berada diluar kompleks pangkalau AU Halim.
Jadi sejarah tentang pengusiran Yahudi dari Medinah adalah versi muslim yang sudah pasti akan berusaha membenarkan tindakan Muhammad SAW. Kisah sebenarnya sangat mungkin jauh lebih memilukan dibanding apa yang tertulis dalam sira.
Hanya Tuhan yang tahu.
Quote:
muslim wrote
Perhatikan kutipan berikut yang menunjukkan bahwa bangsa Yahudi bukanlah bangsa asli Arab:
Phillip Hitti, dalam karyanya yang berjudul, Sejarah Bangsa Arab, menyebut,
"Kendati istilah semit muncul belakangan di kalangan masyarakat Eropa, hal tersebut biasanya dialamatkan pada orang-orang Yahudi karena yang terkonsentrasi di Amerika. Sebenarnya lebih tepat ditujukan pada penduduk bangsa Arab yang, lebih dari kelompok manusia lain, telah mendapat ciri bangsa Semit secara fisik, kehidupan, adat istiadat, cara berpikir dan bahasa. Orang-orang Arab masih tetap sama sepanjang pen¬catatan sejarah."(9)
(9) M. Mohar 'A17, Siratan-Nabi,jilid.lA, hlm.30-31, dikutip dari buku P.K. Hitti, History of the Arabs, hlm.8-9.
Semit mengacu kepada keturunah Shem, anak nabi Nuh.
Jadi orang Arab maupun orang Israel dapat digolongkan orang Semit.
Orang Arab Asli-pun asalnya dari Yaman yang kemudian migrasi ke utara sekitar abad ke 2 SM. Sementara orang Yahudi sesuai pendapat muslim sudah menetap di Yathrib tahun 587 sebelum masehi
Menurut sumber Islam, orang Arab dibagi menjadi 2 golongan yaitu orang Arab asli yang berasal dari Qathan / Joktan dan orang Arab (yang tidak asli ?) yang hanya mengambil bahasa Arab sebagai bahasa mereka.
Sumber :
Sejarah Islam
Ahmad Al-Usairy
Akbar Media Eka Sarana, 2003, halaman 62 2. Arab Baqiyah
MEreka adalah orang-orang Arab yang hingga saat in masih ada. Mereka adalah bani Qathan dan Bani Adnan. BANU QATHAN ADALAH ORANG ARAB ARIBAH (ORANG ARAB ASLI) dan tempat mereka adalah di SELATAN jazirah Arab. …….. Sedangkan bani Adnan, mereka adalah orang-orang Arab Musta’ribah, yakni orang-orang Arab yang MENGAMBIL bahasa Arab sebagai bahasa mereka. Mereka adalah ORANG-ORANG ARAB BAGIAN UTARA……
Bangsa Arab Asli berasal dari wilayah Yaman, menjelang runtuhnya bendungan Marib mereka mulai menyebar ke utara hingga wilayah Medinah dan Mekah.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury
Robbani Press, Jakarta, 2002, halaman 3 .... dari Yaman, kemudian mereka menyebar di seluruh penjuru jazirah. Mayoritas kepindahan mereka itu menjelang peristiwa sailul Arab (banjir besa akibat runtuhnya bendungan Ma’rib) ......... Tsalabah bin Amru, ..... berjalan menuju Medinah dan tinggal disana. Diantara anak cucu Tsalabah adalah al-Aus dan al-Khazraj ......... Haritsa bin Amru ....... mendiami Mekah
Runtuhnya bendungan Ma’rib terjadi diakhir berkuasanya kerajaan Saba.
Sumber :
Sejarah Islam
Ahmad Al-Usairy
Akbar Media Eka Sarana, 2003, halaman 65 Kerajaan Saba (955 SM – 115 SM)
......... Namun kemudian bendungan ini semakin aus dan akhirnya hancur binasa. Maka terjadilah sebuah bencana air bah yang dahsyat. Akhirnya penduduk setempat banyak yang pindah ke utara. Peristiwa ini sekaligus menjadi tanda kehancuran Saba.....
Jadi kepindahan orang Arab Asli dari wilayah Yaman menuju ke Medinah dan Mekah baru terjadi diakhir kekuasaa kerajaan Saba yaitu sekitar abad ke 2 SM - 1 SM. Jadi sangat mungkin suku Quraish juga baru mendiamii wilayah Mekah sekitar abad-abad tersebut terbukti tidak adanya catatan historis tentang Mekah sebelum abad ke2 M. Sementara menurut sumber muslim sendiri, Yahudi mulai mendiami Medinah sekitar tahun 587 SM.
Jadi melihat pola migrasi dari Yaman, maka sangat mungkin suku Quraish adalah keturunan Qathan, bukan keturunan Ismail. Karena keturunan Ismail tinggal di Utara, sekalipun muslim mungkin akan berkeras dengan menyatakan bahwa Abraham dari Israel membawa Ismail ke Mekah yang kering kerontang, kemudian keturunan Ismail kembali lagi ke utara menuju wilayah sekitar Yordania.???
Joined: 17 Sep 2005 Posts: 127 Topics: 28 Location: Jakarta
Posted: Sat Feb 02, 2008 1:15 pm Post subject:
Quote:
ali wrote
INVASI terhdp BANI QAYNUQA:
Ini adalah kelompok Yahudi pertama yg jadi obyek luapan kemarahan Muhamad. ......
Saifur Rahman al-Mubarakpuri dlm Ar-Rahiq Al-Makhtum menulis;
"Mereka (Banu Qaynuqa) memulai mencari kerusuhan, meledek Muslim, melukai mereka yg sering mengunjungi pasar dan bahkan mengintimidasi para wanita. Hal2 ini semakin meruncing keadaan shg nabi (SAW) mengumpulkan mereka, menegur mereka dan menyerukan agar mereka bertindak secara rasional, dewasa dan diperingatkan agar tidak lagi melakukan pelanggaran. Tetapi mereka tetap bersikeras dan tidak mempedulikan peringatannya dan mengatakan: “Jangan besar kepala dgn kekalahan Quraish yg tidak berpengalaman dlm perang. Kalau kau mengajak kami berperang, kau akan sadar bahwa kami ahli perang.” (2)
Apapun yg dikatakan sejumlah Yahudi itu kdp Muhamad itu bukan merupakan pernyataan resmi penduduk. Ini hanyalah alasan yg dicari2 Muhamad utk dapat kesempatan emas utk berperang. Maududi mengatakan, “Ini kata2 jelas sbg deklarasi perang.”
muslim wrote
Ucapan seperti itu pada jaman dahulu kala memang benar-benar suatu deklarasi atau tantangan perang. Dan isyarat seperti ini diketahui atau dikenal oleh tiap orang atau setidaknya dipahami oleh pasukan perang. Sebab Yahudi sendiri akan segera menyambit batu dan menghunus golok terhadap orang yang tidak disukainya:
Lucunya kisah bagaimana Yahudi menghina muslimah munculnya belakangan setelah era Ibn Ishaq yang adalah penulis sira pertama. Kisah ini tidak muncul dalam tulisan Ibn Ishaq yang meninggal sekitar 151 H, sangat mungkin karena peristiwa ini memang tidak pernah terjadi.
Peristiwa Muhammad SAW merampok bani Qaynuqa tentu saja menempatkan Muhammad SAW sebagai aggressor yang menyerang kaum Qainuqa hanya karena tergiur harta benda Yahudi. Untuk itu diperlukan prolog yang harus menempatkan Yahudi sebagai pihak yang salah dan prolog itu adalah "persitiwa" Yahudi menghina muslimah dipasar. Kisahya muncul belakangan oleh Ibn Hisham yang mengedit karya Ibn Ishaq. Ibn Hisham sendiri wafat sekitar 218 H, sementara Ibn Ishaq wafat sekitar 151 H. Jadi ada jeda sekitar 70 tahun antara keduanya.
Sumber :
Sirah Ibnu Ishaq
Buku III, halaman 330 : Catatan kaki Ibnu Hisham
568. Abdullah bin Jaffar …. Berkata, “… Seorang wanita Arab membawa beberapa barang dan menjualnya dipasar milik bani Qainuqa. Dia duduk disebelah seorang tukang emas, dan kemudian beberapa orang mulai mengganggunya dan menyuruhnya untuk membuka kerudung wajahnya tetapi dia menolak. Si tukang emas menarik bajunya sehingga terbukalah sebagian tubuh dari wanita tersebut dan merekapun menertawakannya. Wanita itu menjerit dengan keras dan seorang muslim mengetahuinya kemudian dia melompat dan menyerang si tukang emas hingga tewas. Ternyata tukang emas tersebut adalah seorang Yahudi, maka kemudian orang Yahudi yang lain datang mengeroyoknya hingga tewas. Maka kemudian keluarga si muslim meminta bantuan para muslim yang lain untuk melawan orang-orang Yahudi. Maka keteganganpun terjadi diantara kedua belah pihak.
Jadi setelah sekitar 70 tahun dari masa Ibn Ishaq atau sekitar 200 tahun setelah "peristiwa bani Qaynuga", barulah muncul kisah bagaimana “Yahudi menghina muslimah” dipasar. Tambahan kisah yang cukup untuk menjustifikasi penyerangan terhadap Yahudi Qainuqa.
Quote:
muslim wrote
Sebab Yahudi sendiri akan segera menyambit batu dan menghunus golok terhadap orang yang tidak disukainya:
yohanes 8:58-59
8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
8:59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Lagi-lagi konteksnya berbeda.
Alasan orang Yahudi melempari batu kepada Yesus adalah karena Yesus menyatakan diriNya sudah ada sebelum Abraham, atau dengan kata lain memiliki sifat ilahi. Hal yang bisa dianggap menghujat dan menyamakan diri dengan YHWH dan hukumannya adalah rajam
Imamat 24:16
Siapa yang menghujat nama TUHAN, pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaah itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama TUHAN, haruslah dihukum mati.
Sementara penyerangan Muhammad SAW terhadap bani Qaynuga adalah untuk merampok harta, benda dan wanita Yahudi. Namun dalam perjalanan catatan “sejarah” ala muslim selanjutnya dikaranglah cerita bahwa Yahudilah yang nantang-nantang jadi sah-sah saja untuk dibasmi.
Menyedihkan, seperti aksi maling teriak maling.
Quote:
muslim wrote
Sebab Yahudi sendiri akan segera menyambit batu dan menghunus golok terhadap orang yang tidak disukainya:
ulangan 13:12-15
13:12. Apabila di salah satu kota yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diam di sana, kaudengar orang berkata:
13:13 Ada orang-orang dursila tampil dari tengah-tengahmu, yang telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak kamu kenal,
13:14 maka haruslah engkau memeriksa, menyelidiki dan menanyakan baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di tengah-tengahmu,
13:15 maka bunuhlah dengan mata pedang penduduk kota itu, dan tumpaslah dengan mata pedang kota itu serta segala isinya dan hewannya.
Lagi-lagi konteksnya berbeda
Ayat Ulangan 13 adalah peringatan dan hukuman bagi dalam kasus ajakan untuk menyembah ilah yang lain. Ulangan 13 : 1 - 2
Apabila ditengah-tengahmu muncul seorang nabi ... dan ia membujuk : “Mari kita mengikuti allah lain ....
Perintah penghukuman tetap harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian yaitu haruslah engkau memeriksa, menyelidiki dan menanyakan baik-baik
Lagipula barang jarahan yang terkumpul haruslah dimusnahkan, bukannya untuk dinikmati seperti dalam kasusnya Muhammad
Ulangan 13:16
Seluruh jarahan harus kaukumpulkan di tengah-tengah lapangan dan harus kaubakar habis kota dengan seluruh jarahan itu sebagai korban bakaran
Jadi upaya muslim menyamakan ayat diatas dengan perompakan dan penjarahan yang dilakukan Muhammad SAW terhadap Yahudi Medinah adalah tidak tepat.
Joined: 17 Sep 2005 Posts: 127 Topics: 28 Location: Jakarta
Posted: Wed Feb 06, 2008 11:38 pm Post subject:
Quote:
ali wrote
Tidakkah ada yg pernah bertanya, MENGAPA ? Mengapa insiden sepele dijadikan alasan bagi seseorang yg mengaku utusan Tuhan utk MENGUSIR SELURUH PENDUDUK yg sudah bermukim disama secara turun temurun dan menyita seluruh harta benda mereka ?
muslim wrote
Insiden ini mungkin sepele bagi orang sekarang. Tapi bagi orang dahulu itu bukan insiden biasa dan bukan masalah fanatik atau tidak fanatik. Orang-orang Yahudi sebenarnya telah memaklumatkan isyarat perang!!! (meski tak diucapkan). Pengertian seperti ini didapat seperti tertera dalam ayat ulangan 13:12-15 diatas. Bukankah mereka sudah menandatangani perjanjian Madinah sebelumnya?
Perjanjian Medinah justru menimbulkan keganjilan yang luar biasa.
1. Pengakuan bahwa Muhammad SAW adalah sang nabi
Sudah jelas bahwa kaum Yahudi tidak pernah mengakui Muhammad SAW sebagai nabi bagi mereka. Penolakan itu jelas terekam dalam Al-Qur’an.
QS 2 : 146 :
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri [97]. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.
QS 6 : 20 :
Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah).
QS 6 : 21 :
Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.
Jadi bagaimana mungkin pihak Yahudi akan menerima dokumen yang mengakui Muhammad SAW sebagai nabi.???
Kalau Yahudi menerima Muhammad sebagai nabi seperti klaim dokumen perjanjian Medinah diatas, itu hanya membuktikan bahwa Al-Qurán salah saat menulis bahwa Yahudi menolak Muhammad
2. Orang-orang Yahudi akan membantu biaya perang
Apa untungnya bagi kaum Yahudi untuk membantu biaya perang yang akan dilancarkan oleh Muhammad SAW?. Peperangan yang dilancarkan oleh Muhammad SAW adalah peperangan dengan tujuan perampokan. Kaum Yahudi Medinah pada waktu itu hidup sebagai pedagang-pedangan yang tidak ada urusannya dengan perampokan.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad – Sira Nabawiyah
Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfury
Robbani Press, Jakarta, 2002, halaman 244 Mereka mahir dalam hal mencari penghasilan. Mereka menguasai perdagangan biji-bijian, korma, khomer dan pakaian. Mereka mengimpor pakaian, biji-bijian dan khomer, dan mengekspor korma. Selain itu mereka memiliki pekerjaan-pekerjaan yang memiliki para pekerja.
Orang-orang Yahudi Madinah adalah pedagang. Dimana-mana-mana yang namanya pedagang tidak menyukai adanya peperangan karena itu berarti hilangnya pemasukan atau dengan kata lain perang menimbulkan kerugian perdagangan.
Jadi buat apa kaum Yahudi menyetujui untuk membiayai operasi perampokannya Muhammad SAW.??????
3. Orang-orang Yahudi akan ikut berperang
Apa untungnya bagi kaum Yahudi untuk ikut berperang yang sebetulnya tidak lebih dari aksi perampokan.
Lucunya Mubarakfury sendiri menuliskan bahwa kaum Yahudi tidak mahir berperang.
Sumber :
Ibid, halaman 417 Telah kami kemukakan bahwa orang-orang Yahudi itu sangat memusuhi Islam, namun mereka bukanlah orang-orang yang ahli perang ……
4. Harus saling membantu jika ada serangan terhadap Yatsrib
Sungguh lucu, serangan terhadap Yatsrib yang dilakukan oleh Quraish Mekah adalah karena mereka sudah terlalu kesal dengan ulah Muhammad SAW yang berulang-ulang merampoki caravan Quraish. Perang ini dikenal sebagai perang Uhud yang terjadi sekitar bulan Maret 625 M.
Sumber :
Mubarakfury, halaman 343 Kemarahan penduduk Makkah meluap terhadap kaum muslimin karena kekalahan mereka dalam perang Badr dan tewasnya para pemimpin mereka dalam perang tersebut. Sehingga mereka bertekad untuk melakukan tindak pembalasan.
Muhammad SAW sendirilah yang mencari masalah dengan merampoki kaum Quraish. Saat Quraish menuntut balas yang adalah hak mereka, buat apa kaum Yahudi harus membantu Muhammad SAW yang jelas-jelas adalah perampok.
5. Penyelesaian dijalan Allah dan Muhammad SAW
Masyarakat Yahudi Medinah sekalipun bukan satu kesatuan namun saat itu mereka telah memiliki aliansi dengan suku Khazraj dan Aus.
Sumber :
Mubarakfury, halaman 245 Di Yatsrib terdapat tiga kabilah Yahudi yang terkenal, yaitu :
1. Bani Qainuqa, mereka adalah sekutu Khazraj. Pemukiman mereka di dalam kota Madinah
2. Bani Nadhir
3. Bani Quraizah.
Bani Nadhir dan bani Quraizah adalah sekutu kabilah Aus dan pemukiman mereka berada disekitar Madinah.
Jadi buat apa mereka harus menggantungkan nasibnya ditangan keputusan Muhammad SAW yang waktu itu tidak lebih adalah pendatang baru kedalam komunitas Madinah.
Lagipula sungguh aneh, bagaimana mungkin Muhammad SAW yang adalah salah satu penandatangan”perjanjian” bisa dijadikan pengadil jika ada perselisihan yang melibatkan Muhammad SAW?????
Dengan pemikiran kritis dapat dilihat bahwa klausul no. 2, 3 dan 4 diatas sangat mungkin adalah rekayasa belakangan. Klausul-klausul yang dikemudian hari akan digunakan sebagai dasar tuduhan bahwa kaum Yahudi telah mengkhianati perjanjian karena tidak mau membantu Muhammad SAW dalam peperangannya. Dan karena Yahudi telah “menghianati” perjanjian, atau dengan kata lain telah timbul “perbedaan pendapat”, maka jawaban harus dicari dari Allah dan Muhammad SAW. Dan jawaban atas “perbedaan pendapat” yang diberikan oleh Muhammad SAW adalah merampas harta benda Yahudi Madinah dan mengusir mereka dari jazirah Arab.
Joined: 17 Sep 2005 Posts: 127 Topics: 28 Location: Jakarta
Posted: Thu Feb 07, 2008 6:37 pm Post subject:
Quote:
ali wrote
Bahkan Muslim dgn tenang tidak menganggap aneh perintah pembunuhan Muhamad terhdp Abu Afak, lelaki jompo berusia 120 tahun
muslim wrote
Unfortunately, references of the Sîrah do not provide such information. Actually, we are told that this story has no isnâd at all; neither Ibn .... "...of no basis", indicating that it has reached the lowest degree of criticism regarding its isnâd. ....... We are therefore obliged to reject the story of the killing of Abu 'Afak by Salîm Ibn 'Umaîr at the Prophet’s command.
Kebiasaan muslim adalah saat kepada mereka dihadapkan kisah-kisah yang menggambarkan keburukan Muhammad maka reaksi mereka adalah mempertanyakan isnad kisah diatas.
Kita lihat bagaimana muslim akan menerapkan kriteria isnad terhadap kisah berikut yang menguntungkan Muhammad SAW, cerita dikutip dari :
Sirah Ibnu Ishaq – Kisah Sejarah Nabi Tertua, jilid 1
Muhammad bin Yassar bin Ishaq
Muhammadiyah University Press, Surakarta, 2002 Halaman 116 - 118 Kisah Tentang Bahira
Abu Thalib sedang mempersiapkan perjalanan dagang ke Syria ..... Disana (Busyra) hidup seorang rahib yang bernama Bahira, dia banyak belajar tentang sejarah Kristen ...... Kemudian dia (Bahira) melihat punggung Rasulullah dan menemukan tanda kenabian ... Rasulullah terus tumbuh berkembang ... tumbuh menjadi pribadi yang paling baik di antara kaumnya ..
Kisah diatas juga tidak ada isnadnya, namun kisah ini toh senantiasa masuk dalam buku-buku biografi Muhammad. Padahal jika muslim konsisten dan kritis, cerita tanpa isnad ini menurut kriteria muslim sendiri :
has reached the lowest degree of criticism regarding its isnâd. ...... In brief, we have no commitment to accept such a baseless story
telah mencapai posisi terendah dalam kritik tentang isnadnya .... secara sederhana, kami tidak memiliki komitmen untuk menerima cerita tanda dasar seperti ini
Atau kisah yang berikut :
Ibid
Halaman 131 Berita dari Ahli Nujum, Pendeta Yahudi dan Pendeta Nasrani dari tanah Arab tentang akan lahirnya Muhammad
Para pendeta Yahudi, pendeta nasrani dan juga para ahli nujum telah membicarakan tentang Rasulullah sebelum datang masa kenabiannya. Menurut para pendeta itu, dalam kitab-kitab mereka telah dijelaskan tentang ciri-ciri sang Rasulullah dan juga penjelasan tentang datangnya masa kenabian.
Kisah diatas juga tidak ada isnadnya, namun kisah ini toh senantiasa masuk dalam buku-buku biografi Muhammad. Padahal jika muslim konsisten dan kritis, cerita tanpa isnad ini menurut kriteria muslim sendiri :
has reached the lowest degree of criticism regarding its isnâd. ...... In brief, we have no commitment to accept such a baseless story
telah mencapai posisi terendah dalam kritik tentang isnadnya .... secara sederhana, kami tidak memiliki komitmen untuk menerima cerita tanda dasar seperti ini
Jadi kalau muslim konsisten menolak kisah Abu Afak karena tidak ada isnadnya, maka muslim juga harus menolak kisah tentang Bahira dan ramalan tentang Muhammad SAW dan menyatakan kisah itu tidak ada dasarnya sama sekali karena tidak ada isnadnya.
Lucunya dalam buku Haekal yang dijadikan rujukan oleh tim muslim dua kisah ini (pembunuhan terhadap Abu Afak dan Asma) muncul tanpa adanya keberatan terhadap isnadnya.
Sumber :
Sejarah Hidup Muhammad
BAGIAN KEEMPATBELAS: ANTARA BADR DAN UHUD
Muhammad Husain Haekal Suatu malam ketika angin sedang bertiup kencang Salim mendatangi Abu 'Afak. Ia sedang tidur di beranda rumahnya. Oleh Salim ditancapkannya pedangnya ke arah hatinya hingga menembus sampai ke pelaminan. Demikian juga 'Ashma, bt. Marwan (dari Banu Umayya b. Zaid). Wanita ini selalu memaki Islam, menyakiti hati dan mengerahkan orang supaya melawannya. Hal ini dilakukannya terus sampai pada waktu sesudah selesainya perang Badr. Pada suatu malam buta ia didatangi oleh 'Umair b. 'Auf yang masuk sampai ke dalam rumahnya. Ia dikelilingi oleh anak-anaknya yang sedang tidur, ada pula yang sedang disusui. Sebenarnya penglihatan 'Umair lemah sekali. Ia meraba-raba dengan tangannya dan terpegang olehnya bayi yang sedang disusui itu. Dihalaunya bayi itu dari sisi ibunya, kemudian dipusatkannya pedangnya ke dada wanita itu sampai menembus punggungnya.
Hi .. hi ... hi ....
Jadi ada muslim yang menolak mentah-mentah, namun ada muslim yang menerima bulat-bulat kisah diatas. Kok kaya kisah umur Aisha saat digenjoti oleh Muhammad SAW, atau tentang kontroversi Pakta Umar yang tujuannya untuk memalukan orang non muslim.
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=16627
Yah itulah muslim, pendapatnya bisa on, bisa off, tergantung kebutuhan dan sikon. Yang menguntungkan Muhammad diterima bulat-bulat. Yang merugikan - sekalipun sudah selama 1300 tahun diterima kebenarannya - saat bisa dijadikan amunisi oleh non muslim, maka buru-burulah kemudian kisah tsb ditolak keabsahannya.
Kenapa Ibn Ishaq tidak menuliskan isnad?
Penjelasan yang paling masuk akan adalah karena kisah pembunuhan Abu Afak dan Asma adalah kisah yang diterima secara luas oleh komunitas muslim pada masa Ibn Ishaq sehingga dia tidak merasa perlu menuliskan isnadnya.
@muslimer2 , yang jelas INTI nya , si momed n pengikutnya suka BUNUH orang . APAPUN ALASANNYA MEMBUNUH MANUSIA ADALAH HAL YG PALING DI BENCI OLEH ALLAH sang PENCIPTA.
TITIK!!!!
You can post new topics in this forum You can reply to topics in this forum You can edit your posts in this forum You can delete your posts in this forum You can vote in polls in this forum
DISCLAIMER: Pendapat/pikiran/pandangan/opini yang diutarakan/dinyatakan/disampaikan dalam forum ini adalah murni dari masing-masing pribadi penulis
bukan daripada pengelola forum ini dan karenanya pengelola tidak ikut bertanggung jawab atas isi dari forum ini.